Ketika umat muslim di Indonesia bisa menikmati keindahan dan nikmatnya
berpuasa, nasib berbeda dialami muslim di Tiongkok. Para PNS, siswa dan
guru di wilayah Xinjiang yang mayoritas penduduknya beragama Islam
dilarang berpuasa tahun ini. Apa alasannya?
Pelarangan itu sebenarnya bukan hal baru bagi penduduk Xinjiang yang
merupakan tempat tinggal bagi kaum minoritas Muslim Uighur. Setiap
tahun, pemerintah setempat selalu berupaya untuk melarang berpuasa.
"Tempat kerja pelayanan makanan akan beroperasi di jam normal selama
Ramadhan," demikian pemberitahuan yang diposting pekan lalu di situs
Food and Drug Administration di wilayah Xinjiang, Jianghe. "Selama
Ramadhan jangan ikut puasa, berjaga atau menjalani kegiatan agama
lainnya."
Pemerintah mengklaim upaya ini mereka lakukan awalnya karena perhatian
terhadap kondisi kesehatan dan keamanan karena tidak makan cukup,
terutama pada anak-anak. Namun pelarangan puasa merentet pada pelarangan
lainnya seperti dilarang ke masjid dan lainnya. Patut diketahui pula
bahwa Tiongkok masih menganut paham komunis sehingga masyarakatnya
ateis.
Dilxat Rexit, juru bicara Kongres Uighur Dunia di pengasingan mengatakan kepada Al Jazeera
bahwa "kebijakan yang melarang ibadah puasa adalah provokasi dan hanya
akan menyebabkan ketidakstabilan dan konflik". Pemerintah setempat pun
sadar betul dengan bahaya tersebut. Oleh karena itu mereka meminta para
pemimpin muslim untuk menjaga stabilitas selama Ramadhan.
Post a Comment